Jumat, 29 Juli 2011

HAWAR DAUN BAKTERI (HDB)

Padi terserang hawar daun bakteri
Bulan Mei yang seharusnya curah hujan mulai reda ternyata masih terus mengguyur, hal ini yang membuat saya tergoda untuk menanam padi untuk yang ketiga kalinya karena lahan yang seharusnya saya keringkan untuk persiapan tanam palawija masih basah karena musim hujan yang berkepanjangan.
Pada saat padi masih berumur 15 hari pertumbuhannya tampak normal, daunnya sudah menghijau dan anakan mulai bermunculan. Akan tetapi menjelang usia 20 hari daun-daun mulai tampak merah. bermacam-macam bakterisida dan fungisida tak mempan menghalaunya, bahkan serangan semakin ganas hingga padi yang sebelumnya hijau tampak merah semua dan membusuk dan akhirnya mati.
Dari luas 2 ha. hanya 30 persen yang dapat dipanen. Dari 30 persen yang selamat tersebut adalah lahan yang berada di atas atau "genengan" karena air cepat habis, sedangkan lahan yang 70 persen airnya sulit untuk dikeringkan.
Dari kegagalan tersebut dapat disimpulkan bahwa serangan hawar dauan (HDB) sulit untuk ditanggulangi terutama musim hujan, yang kedua drainase yg buruk juga sangat berperan membantu berkembangnya penyakit ini. Adapun cara pencegahannya adalah menanam varietas yang tahan yaitu, angke dan code dengan cara pengairan interminten (berselang) ada saatnya digenangi dan ada saatnya dikeringkan. dan yang tak kalah penting adalah pemupukan berimbang, terutama pemberian unsur nitrogen yang tidak berlebihan.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dikemudian hari dapat menjadi pertimbangan dalam menanggulangi penyakit hawar daun